Ketua Masyarakat Transportasi Udara Indonesia (MTUI) Kalimantan - Kalbar |
Singkawang - Penerbangan komersil di Bandara Singkawang rencananya dilakukan pada Sabtu 23 November 2024 pukul 07.25 WIB, menggunakan Airbus A-320 bernomor CGK-SKJ 8B 9282 dari Jakarta ke Singkawang dan maskapainya bernama TransNusa, dengan Kode SKJ, 23 dan 26 November 2024 akan menjalankan operasi penerbangan debutan.
“Layanan penerbangan perdana di Bandara Singkawang bersistem carter ke pihak maskapai TransNusa rute Jakarta-Singkawang pulang-pergi,” kata Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro, Rabu (20/11/2024).
Sumastro menyampaikan, Pesawat dijadwalkan take off pukul 07.25 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dan diperkirakan tiba di Bandara Singkawang pukul 09.05 WIB. Selanjutnya pada pukul 09.35 WIB, pesawat yang sama akan bertolak dari Singkawang menuju Jakarta, estimasi landing pukul 11.05 WIB.
Baca juga:
Benarkah Pembangunan Masjid Agung Nurul Islam Singkawang Tersisa 7 Miliar? Cek Faktanya!
Warga Desak Bawaslu Kota Singkawang Usut Tuntas Kasus Penyebaran Kupon Sembako di-Kampanye Terbuka
Airport berjuluk “Bandara Pemilu” oleh sebagian masyarakat, secara faktual menjadi alat propaganda politik, dibiayai oleh 20 orang donatur mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Peristiwa pemaksaan ini mendapat tanggapan seorang Pakar Penerbangan, Sy. Usmulyani Alqadrie, S.E., SiT., berbekal latar belakang pendidikan maupun 36 tahun pengalaman di dunia landasan udara.
“Nah sekarang yang berlaku di Kota Singkawang itu bukanlah flight perdana tapi flight uji coba. Memang benar pesawat bisa landing disitu dan dibolehkan, namun tidak otomatis memenuhi standar internasional penerbangan, kemudian ILS (Instrument Landing System/petunjuk sistem pendaratan) apakah ada?”, tanyanya.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Masyarakat Transportasi Udara Indonesia (MTUI) Kalimantan - Kalbar melanjutkan, tanpa ILS, pesawat tidak digaransi aman mendarat, terutama mengenai keselamatan bagi penumpang, peralatan terbangnya apakah sudah teruji, terverifikasi, lalu bagaimana para pekerjanya sudah terdidik atau belum.
“Jangan main-main mencetuskan istilah penerbangan perdana, sementara keselamatan penumpang tidak terjamin. Certificate Airport Operation-nya ada nggak yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan?” tegas alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
Dirinya mengimbau khususnya kepada masyarakat Kota Singkawang agar berhati-hati, pesawat jenis A-320 termasuk rawan tergelincir sebab hanya mengandalkan panjang runway (landasan pacu) dibawah 2000 meter, terlebih kondisi cuaca cenderung ekstrem dewasa ini. Persoalan pun semakin kompleks lantaran status bandara tidak memenuhi standar ICAO (International Civil Aviation Organization), yaitu Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibidang Bandar Udara.
Tim Liputan
0 Komentar