Habib Luthfi bin Yahya (kanan) dalam kunjungannya ke Kota Pontianak (24/11/23) |
Kali ini sasaran utama adalah Tenaga Pendidik lintas agama dari berbagai jenjang pendidikan seperti, TK, Paud, SD, Madrasah Ibtidaiyah, SMP, MTS, SMA, SMK, MAN. Alasannya tak lain dikarenakan Guru merupakan tonggak utama dalam mengantisipasi intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
“Paham dan gerakan ekstrem sudah menyasar semua lini, maka dari itu kita semua berusaha membentengi peserta didik sejak TK, SMP, SMA dan sederajat”, ujar Prof. Wajidi Sayadi, selaku Ketua FKPT Kalbar.
Secara terpisah, dua hari setelah giat FKPT, hadir ke Bumi Khatulistiwa dalam rangka safari dakwah, Habib Luthfi bin Yahya ke Kota Pontianak, Jum'at (24/11/23). Berlokasi di kawasan Kampung Arab, Pontianak Timur, ribuan jamaah tumpah ruah demi menyaksikan tokoh Alawiyyin kenamaan asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Pimpinan Tarekat Seluruh Dunia itu pun menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, maupun pemimpin bersatu-padu membangun negeri, dan tidak mudah diadu domba oleh oknum-oknum yang menghendaki agar Indonesia tidak bangkit menjadi negara maju.
"Wahai bangsaku yang kubanggakan, relakah negerimu ini terpecah-belah? Jawab yang keras?!", tanyanya kepada hadirin, kemudian dijawab serentak, "tidak!".
Lanjut Abah Luthfi, kalau menghancurkan Umat Islam, gembosi dahulu cinta mereka kepada nabinya, cintanya ketokoh agamanya, cinta pada ulama dan auliya (para wali), baru antar sesama bisa dibentur-benturkan. Kemudian dibeberkan pula bagaimana strategi asing dalam menistakan bangsa Indonesia yang bisa berdampak negatif bagi seluruh agama.
"Ini yang paling berbahaya lagi. Gembosi dahulu kecintaan terhadap identitas NKRI, cinta bangsa ini ke Pemerintahnya, pupuskan tingkat kepercayaan terhadap insan militer seperti TNI-Polri. Gerus sedikit demi sedikit marwah mereka dengan mengangkat keburukan sebagian kecil personel jika berbuat salah", tegasnya dalam siaran langsung yang ditayangkan salahsatu channel, CBN TV Official.
Diketahui, Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap 104 tersangka teroris sejak Januari hingga Oktober 2023. Kalimantan Barat menyumbang 1 diantaranya berinisal UH (34), yang dijemput langsung oleh sejumlah petugas di kediamannya di Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas. Meski mengalami tren penurunan 2 tahun sebelumnya (2021), yakni 270 tersangka teroris dan tahun lalu sebanyak 248 tersangka, bukan berarti keadaan dapat disebut normal jika tak diawasi bersama.
Berdasarkan penelusuran in deep Tim Halo Pontianak, tersangka teroris gemar mem-blow up-secara terstruktur dan sistematis jika menemukan fakta keburukan negara, lalu menancapkan tsaqafah (doktrin pemikiran) asing guna merekrut anggota baru yang berpotensi dirilis menuju aksi kekerasan. (Mel)
Oleh: Amalina (Staf Pengajar Mts Miftahul Ulum Kantan, Kabupaten Sambas)
Editor: Tim Redaksi
0 Komentar