Aming Coffee

Aming Coffee

Kisah Seorang Santriwati Pondok Pesantren, 8 Tahun Direkrut Kelompok Ekstrem, Disuruh Bakar Kitab Kuning!

Terungkap Kisah Seorang Santriwati Pondok Pesantren, 8 Tahun Direkrut Kelompok Ekstrem, hingga Disuruh Bakar Kitab Kuning!
Dany Chaniago Melakukan Pengujian Wawasan Kebangsaan
Siswa-Siswi MAN Landak (04/10/2023)

Landak -
Saat diamanahi mengisi Pelatihan Literasi Digital di MAN Landak yang diikuti puluhan peserta didik usia 16 - 17 tahun, saya menegaskan agar mewaspadai sisi-sisi gelap Kelompok Ekstrem berbungkus slogan "Hijrah, Pelajar Cinta Sunnah, Islam Kaffah", dan sejenis dikemas dalam bentuk Mabit (Malam Bina Iman dan Takwa), I'tikaf di Masjid, bahkan Bimbingan Tahsin Al-Qur'an.

Masa lalu yang kelam tatkala menjalani kehidupan kiri, menimbulkan rasa sesal, kemudian memunculkan ghirah (semangat militansi) menjadi muslim lebih baik, namun seiring waktu, berbekal pengetahuan keagamaan amat terbatas, Sang Mentor mendoktrin anak-anak belia untuk dijadikan komoditas politik, bertahap-tahap sampai memasuki buku-buku induk mereka.

Berawal dari brainstorming, "10 Pembatal Keislaman, Al-Wala wal Bara, Ma'alim Fi Ath Thariq, Tafsir Fi Zhilalil Qur'an, Mulia dengan Manhaj Salaf, Nidzhamul Islam, Ad-Daulah, At-Takatul Hizbi", dan lain-lain, estafet ruhani mencari Tuhan dipreteli pelan-pelan oleh tujuan duniawi berupa impian menghomogenisasi Umat manusia, tak terkecuali Indonesia.

Dalam tataran marhalah (rangkaian menuju penggulingan penguasa) paling ekstrem, bercerita seorang Guru Pengasuh Pondok Pesantren yang santriwati beliau sempat terekrut selama 8 tahun-atas perkenan Allah-kembali tersadarkan lewat pendekatan-pendekatan emosional, dan alhamdulillah, meski sempat hilang kontak, akhirnya saudari SN membuka semua pengalaman getir saat berada dalam kubangan radikalisme berkedok agama. 

Oleh sebab dirinya memegang teguh ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Asyariah-Al-Maturidiyah dan kental mengikuti Ulama Syafi'iyah sebagai dasar keilmuan yang telah diajarkan di Pondok, Murabbiyah/Musyrifahnya berusaha memaksa membakar Kitab Kuning, bertujuan membuang identitas lamanya.       

Pesan saya, Generasi Z seperti adik-adik MAN Landak mesti berhati-hati memilih Guru Pendamping spiritual, bukan semata melihat seberapa ngartis dan viralnya orang yang dianggap ahli agama, menariknya packaging, tapi juga menyelidiki bagaimana platform berpikir asli mereka; salah-salah malah terafiliasi gerakan yang berniat menghancurkan Turats (buku-buku warisan atau peninggalan) Alim Ulama, Pancasila, & NKRI. (Red)

Posting Komentar

0 Komentar