Aming Coffee

Aming Coffee

Agenda Politik Kelompok Ekstrem Terusik, Serang dan Fitnah Program Kampung Moderasi Beragama

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono Melaunching Program Kampung
Moderasi Beragama di Kelurahan
Sungai Beliung, Pontianak Barat, 2023.

Pontianak - 
Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kelompok ekstrem perempuan yang melakukan perlawanan terhadap program Kementerian Agama (Kemenag) yakni "Kampung Moderasi Beragama", yang sejatinya bertujuan positif; mempromosikan toleransi, perdamaian, dan kerukunan walau berbeda iman, penting dalam perannya menumbuhkan kecintaan terhadap Ibu Pertiwi. Sayangnya, tak sedikit kaum muda terekrut atau bahkan menjadi ideolog klan garis keras, kelemahan pemahaman dan minimnya literasi mereka dimanfaatkan, sehingga mudah dikendalikan. 

Keleliruan pemikiran tanpa konfirmasi mendalam kepada pihak tertuduh, diduga kuat sengaja dilakukan untuk mengembangkan kebencian dan memprovokasi masyarakat. Tampak jelas melalui fanspage facebook mereka, "Muslimah Ideologis Khatulistiwa", terkait perilaku tengahan, isunya digiring terlalu jauh dan melampaui batas wajar. Disebutkan bahwa 'moderasi agama' merupakan sebuah politik Barat yang ingin memisahkan agama dari kehidupan umat Islam, mengharmoniskan penjajahan di dunia Islam hingga umat muslim menerima ajaran sekulerisme, pluralisme dan liberalisme. 

Padahal faktanya tidak demikian. Mengutip berita yang dirilis Jemi Ibrahim selaku Humas Pemerintah Kota Pontianak, diluncurkannya Kampung Moderasi Beragama tak lain memberikan pengetahuan tentang pentingnya menghargai hak sesama pemeluk keyakinan dengan menolak radikalisme yang cenderung memaksakan kehendak. 

"Mudah-mudahan ini bisa memberikan literasi bagi kelurahan-kelurahan lainnya supaya Pontianak dikenal sebagai kota toleran segera terwujud," ujar Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dalam wawancara di halaman Gereja HKBP Jeruju, Senin (24/7/2023).

Isu moderasi ini seringkali diplesetkan oleh Kelompok Radikal seperti HTI lantaran menghambat pergerakan agenda politik mereka untuk menggulingkan penguasa. Alhasil dibentuklah mispersepsi, misalnya moderasi beragama berarti memoderenkan ajaran agama atau mencampuradukkan keimanan. Bertolakbelakang dengan realita sebenarnya; bagaimana membangun cakrawala agar mengerti sisi-sisi lain dari pemeluk agama, supaya tidak bersifat ekstrem dan dibalut prasangka buruk. 

"Tujuannya mencegah paham-paham yang tidak kita inginkan yang timbul di masyarakat dan dapat merusak persatuan-kesatuan antara sesama,", Edi mengakhiri. (Mel)

Penulis : Amel

Editor   : Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar