Aming Coffee

Aming Coffee

GEBU Minang Kalbar Komitmen Kenalkan Adat Istiadat Minangkabau ke Generasi Milenial

GEBU Minang Kalbar Komitmen Kenalkan Adat Istiadat Minangkabau ke Generasi Millenial
Musyawarah Daerah 1 GEBU Minang Kalbar

Pontianak - Kegiatan GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minangkabau Kalimantan Barat berlangsung meriah, bertempat di Jl. Paris 2 (RM. Zakaria) Pontianak Tenggara, Sabtu, 05/08/23. Bertemakan "Satukan Urang Minang di Kalimantan Barat". Diikuti perwakilan tingkat DPP, DPD, DPC Kabupaten dan Kota, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, serta Bundo Kanduang, perhimpunan ini merupakan salahsatu wadah bagi urang awak yang merantau di Bumi Khatulistiwa untuk berkumpul, berserikat dalam upaya meningkatkan taraf ekonomi maupun budaya leluhur. 

Saat diwawancara oleh Tim Halo Pontianak, Ketua DPD Gebu Minang terpilih, H. Amirusdi Jamal, mengungkapkan rasa syukur tak terhingga tatkala dipercaya secara aklamasi untuk kembali memimpin jalannya roda organisasi periode 2023 - 2028. Dia pun bercita-cita agar kedepan terjadi regenerasi mengingat banyak kaum muda diaspora Sumatera Barat tidak mengenal asal-usulnya.
 
"Orang Minang itu kuat, pandai menempatkan situasi, bisa berbaur dan berkolaborasi dengan orang setempat, mampu memberikan sumbangsih bagi daerah dimana dia berada," ujar Pemilik R.M. Zakaria. 

Lanjut Tokoh berusia 59 Tahun, Minangkabau memang terkenal jiwa pencari tantangan baru, khususnya kaum pria. Hal ini disebabkan sistem matrilineal yang berlaku dalam keluarga. Seiring bergulirnya waktu, sebagian besar dari mereka tak kembali ke kampung halaman, sebaliknya justru memiliki keturunan, sebagaimana di Pontianak atau Kalbar secara umum, namun demikian diakui anak cucu nyaris kehilangan identitas aslinya.

"Jangan sampai anak-anak muda tidak mengenal budayanya sendiri. Nah disini kami akan menggalakkan serta mempromosikan diantaranya Sanggar Bougenville bagi para pelajar di Pontianak, kemudian menggelar Seminar Kebudayaan, mendatangkan pakarnya, semata agar mereka lebih mudah  mengetahui tradisinya seperti apa dan bagaimana melestarikannya", tutup Rusdi.

Tambahan informasi, Gebu Minang terbentuk atas saran Presiden Soeharto kala itu ketika bertemu para petani di Sumatera Barat, maka diprakarsailah pendirian Lembaga Gebu Minang tanggal 24 Desember 1989 oleh beberapa tokoh, seperti Azwar Anas, Awaluddin Djamin, Bustanil Arifin, Emil Salim, Harun Zain, Hasan Basri Durin, Hasyim Ning, Fahmi Idris, Sjafaroeddin Sabar, Nasrun Syahrun, Rustam Didong, Ali Akbar Navis, dan lainnya.

Adapun secara historis, akar sejarah Gebu Minang bermula dari Gerakan Seribu Rupiah Minang, bertujuan mengumpulkan seribu rupiah dari setiap warga Minang yang ada di perantauan dalam rangka pembangunan kampung masing-masing. Sejak dirintis pertama kali, Gebu Minang telah melakukan pergantian sejumlah tampuk kepemimpinan, seperti: 1) Prof. Dr. Emil Salim (1989-1994), 2) Prof. Dr. Emil Salim (1995-2000), 3) Prof. dr. Fasli Jalal Ph.D. (2001-2004), 4) Mayjend. (TNI) H.Asril Tanjung, S.IP. (2005-2010), 5) Ir. H. R. Ermansyah Jamin Dt. Tanmaliputi, (2011-2016), 6) Oesman Sapta Odang (2016-2021), dan (2023-2028). (Mel)

Penulis: Amel
Editor  : Tim redaksi
Foto: Istimewa



Posting Komentar

0 Komentar