Rosnazizi dalam sesi foto saat diwisuda |
Jakarta - Masa depan Rosnazizi nyaris sirna tatkala ditangkap Densus 88 AT Polri bersama 10 penumpang, 13 maret 2016 silam. Mereka berencana pergi ke Suriah melalui Bangkok, Thailand. Bukan tanpa alasan, diduga kuat terafiliasi jaringan terorisme global (ISIS), pria asal Kota Singkawang kemudian divonis kurungan jeruji besi, dan baru menghirup udara segar tahun 2021.
Bermodal nekat, izi-sapaan akrabnya-berusaha sekuat tenaga mengumpulkan pundi rupiah, hingga mampu meninggalkan tempat asalnya untuk menuju arena 'jihad', namun hal tersebut urung terjadi lantaran berhasil diamankan pihak kepolisian. Selama di penjara, ia merasa mendapat perlakuan manusiawi bahkan cenderung konstruktif.
"Saya banyak dibantu oleh petugas dalam rangka me-deradikalisasi pemikiran saya, sampai akhirnya sering mengkhatamkan Al-Qur'an, lalu meyakini apa yang saya perbuat itu keliru, akibat kurangnya mendalami ilmu agama", ungkap pria 37 tahun.
Baca juga: Ratusan Maba Rentan Terpapar Radikalisme
Sekembalinya ke Kalimantan Barat, Rosnazizi bersama Satgaswil Kalbar Densus 88 AT Polri aktif bekerjasama sebagai mitra dalam sejumlah giat menangkal penyebaran paham IRT (Intoleran, Radikal, Teror) di berbagai program seminar moderasi beragama dan kebangsaan, mulai dari Kota Pontianak, Kota Singkawang, hingga Kabupaten Ketapang.
Menurut kabar yang diterima Tim Halo Pontianak, hari selasa (25/7/23), Eks. Napiter tersebut secara resmi diwisuda, tepatnya di Universitas Terbuka, periode 2 Tahun akademik 2022/2023 wilayah 2, sah menyandang gelar S1 program studi (prodi) Sarjana Ilmu Pemerintahan S.IP. Dia dinyatakan lulus dengan IPK 3,14 (memuaskan).
Sang Ahli Kunci Duplikat pun tak mau melupakan begitu saja atas segenap peran pihak-pihak yang telah aktif membantu memberikan dukungan, diantaranya Prof. Wajidi Sayadi, M.A., Dr. Ismail Ruslan, M.Si., selaku Wakil Rektor sekaligus Akademisi IAIN Pontianak, tak melewatkan pula Satgaswil Kalimantan Barat Densus 88 AT Polri, baik kontribusi moril maupun materil.
"Kebahagiaan yang saya peroleh ini, tidak terlepas dari wasilah (perantara), mulai tingkat pusat (Densus 88 AT Polri, Pemerintah Kota Singkawang, do'a-do'a keluarga (anak dan istri), serta siapapun yang ikut bersusah payah tanpa bisa saya sebut satu persatu", izi mengakhiri berukir senyum simpul.
Penulis: Istimewa
Editor: Danyputra
Foto: Istimewa
0 Komentar