Kampoengpreneur Kenalkan Mahasiswa Nilai Sosial dan Bisnis Hasil Olahan Tanaman Lokal |
Pontianak - Sejumlah mahasiswa tampak antusias mengikuti perkuliahan Komunikasi Politik, Program Studi Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) di Untan Pontianak, Kalimantan Barat belum lama ini. Dibina oleh Firdaus, S.IP, M.Sos., proses belajar-mengajar dilakukan sembari menikmati estetika rusunawa Untan. Tidak seperti biasanya, pola diskusi di tempat terbuka dinilai tidak membosankan dan menyegarkan pikiran.
Tujuan belajar secara outdoor merupakan manifestasi Program Pemerintah, “Kampus Merdeka”, sebab mampu menelurkan imajinasi serta inovasi yang lebih, apalagi berkolaborasi bersama Komunitas Kampoengpreneur. Disamping bertujuan eksperimental dalam pengembangan bakat peserta didik dalam menghadapi tantangan dunia digital, juga untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, sebagai pelengkap kajian literasi berbasis teoritis.
"Jadi sistem perkuliahan seperti ini harus kita galakkan, sehingga mahasiswa bisa inovatif dan mampu berkolaborasi dengan pihak manapun", ujar Firdaus.
Desita Syawlina, Mahasiswi Ilmu Politik berpendapat, "Edukasi dan cara pembelajaran tidak monoton seperti ini menjadi metode paling efektif, karena tidak hanya melalui teori dan terus-terusan mendengar materi, melainkan mendapatkan masukan ilmu dari berbagai orang, suasana, dan tidak membuat jenuh". selorohnya.
Pada kesempatan ini, hadir sebagai Pemateri, Dedek Purwansyah, Founder Pesona Kalbar Hijau, pemilik gerai Pusat Laboratorium Pemasaran dan juga gerai Pondok Literasi Kopi. Selaku Pegiat Sociopreneur, ia mengaku tidak mudah merintis usaha, terutama memadukan antara skema proteksi dan produksi.
Dilematis tatlaka mempertahankan idealisme rasa dan kualitas, tanpa harus meminggirkan nilai ekonomi. Perjuangan yang sungguh berat, tapi dapat diatasi jika dilakukan bersama-sama.
"Dengan melibatkan semua pihak dan kita hadir di Untan ini, Kampoengpreneur konsen memberikan motivasi kepada mahasiswa bahwa produk lokal itu tidak kalah kualitasnya dan mampu bersaing dipasaran”, ungkap Dedek optimistis.
Selain Kopi, Hafizh Mahasiswa Ilmu Politik semester empat tak luput mengamati paparan terkait potensi ekonomi namun bernilai kearifan lokal yang disampaikan oleh Deman Huri, Aktivis Lingkungan Senior Fakultas Kehutanan Untan.
“Baik kopi maupun buah tengkawang memiliki banyak filosofi, diantaranya simbol dari pemerintah Kalimantan Barat dan juga menjadi lambang ekonomi kerakyatan. Adapun tengkawang, tak lepas perannya sebagai pelengkap ritual upacara adat di Suku Dayak. Saya pun mendapatkan wawasan tambahan dari perkuliahan hari ini karena diajarkan bagaimana mahasiswa bewirausaha sekaligus membangun daerah, salahsatunya memperkenalkan produk lokal" tutupnya.
0 Komentar