Aming Coffee

Aming Coffee

Imbas Skandal Al-Zaytun, Mantan Bupati Sambas Serahkan Skrining Pesantren ke NU

Imbas Skandal Al-Zaytun, Mantan Bupati Sambas Serahkan Skrining Pesantren ke NU

Sambas - Momentum Konfercab ke-V Nadhlatul Ulama (24/6/23) dijadikan mantan Bupati Sambas periode 2011 - 2016, saluran luapan curahan hati lewat kesempatannya menyampaikan kata sambutan. Berawal amatannya terhadap perkembangan lembaga pendidikan keagamaan, Juliarti mengaku trauma memasukkan keluarganya ke pondok pesantren. Hal ini seiring kian meluasnya isu-isu negatif seperti skandal Ponpes Al-Zaytun. 

Bertempat di Indramayu, Jawa Barat, Lembaga yang dipimpin Panji Gumilang menuai kontroversi setelah diketahui menyebarkan ajaran menyimpang, seperti mengatakan Al-Qur'an bukan Kalam Allah, dugaan berbuat asusila, sampai terafiliasi Negara Islam Indonesia (NII). Tindak penistaan agama membuat Petingginya terkategori layak diseret ke-ranah hukum.

Besarnya polemik Al-Zaytun memaksa Menkopolhukam, Mahfud MD, beserta TNI-Polri turun tangan, bahkan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan mendapat sorotan tajam publik, sehingga terus bergulir di media sosial.

"Kalau pidana, bukan hanya menyimpang, dia melakukan tindak pidana membuat keresahan, melakukan penghinaan terhadap agama, penodaan agama, dan lain-lain," ujar Wakil Sekjen MUI Ikhsan Abdullah ketika bertemu terbatas bersama Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kejaksaan Agung, Mabes Polri, dan Badan Intelijen Negara di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (21/6/23).

Merespon peristiwa diatas, dr. Hj. Juliarti Djuhardi Alwi, M.PH. berharap apa yang terjadi di Indramayu tidak meluas hingga ke tempat kelahirannya, mengingat pertumbuhan Pondok Pesantren belakangan hari di Kabupaten Sambas cukup pesat. Dalam hal ini, pentingnya melakukan skrining, guna mencegah rusaknya citra pesantren. 

"Saya minta tolong Pak Kyai agar setiap Pesantren dicek kejelasan ajarannya terlebih dahulu sebelum hendak didirikan, untuk menghindari setiap kemungkinan potensi terburuk kedepan," pintanya.

Calon Anggota DPRD tersebut menilai pentingnya memilih ajaran agama yang baik dan benar, sebab selain fenomena Al-Zaytun, menjamur pula paham-paham keagamaan konservatif, tertutup, menimbulkan banyak pertentangan, apalagi menyalahkan amaliyah masyarakat Sambas, tak kalah perlu dihindari.

"Untuk itu, proses skrining atau verifikasi Pondok Pesantren, saya serahkan kepada ahlinya, yaitu Pengurus Nahdlatul Ulama, supaya bersama kita menjaga keamanan maupun amaliyah kita bersama", teguh tokoh berusia 63 tahun.


Penulis : Amelina
Editor : Redaksi
Foto : Tim Banser Sambas

Posting Komentar

0 Komentar