Diskusi Publik bersama Ketiga Narasumber Aktivis 98 di Heim Kaffe, Pontianak |
Pontianak - SADAP (Satu dalam Perbedaan) dan SAKA (Yayasan Suar Asa Khatulistiwa) menyelenggarakan Diskusi Publik yang bertema "25 Tahun Reformasi dan Kebebasan Sipil di Kalimantan Barat" di Heim Kaffe, Pontianak, Kamis, (25/05).
Drs. Hermanus, M.Si., Kepala Kesbangpol, Faisal Riza, S.H., M.H., Aktivis 98 yang kini berkiprah di Bawaslu Kalbar, Ivan Wagner, S.H. M.H., Akademisi UPB dan Kepala LBH Kalbar, secara bergantian menjadi pembicara.
Diskusi ini dimoderatori oleh Florensia Dasilva Nince., dihadiri mahasiswa dan mahasiswi Universitas Panca Bakti (UPB) Semester 2 Kuliah Umum, Universitas Muhammad Pontianak (UMP), dan turut disemarakkan oleh hadirnya sejumlah penulis blog profesional yang tergabung dalam Komunitas Forum Blogger Pontianak.
Pertama, Drs. Hermanus, M.Si memaparkan data bahwa sejak tahun 2022 sampai sekarang terdapat 586 desa mandiri. Selama pergantian orde baru ke orde reformasi, upaya pengembangan daerah terpencil demikian intens dilakukan, terutama memberikan inftrastruktur penunjang ekonomi warga seperti jalan, pengairan, dan listrik.
Kemudian Faisal Riza, S.H., M.H. menjelaskan bahwa dalam memperingati 25 Tahun Reformasi, perjuangan menerapkan kelima sila yang merupakan Ideologi Negara Indonesia, esensinya ialah mengajarkan keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, mendesak otonomi daerah dapat diwujudkan melalui kohesi sosial.
"Kita selaku warga negara harus mengamalkan Pancasila, tentunya dengan mewujudkan toleransi yang ada di negara kita di Negara Indonesia," ujar Faisal.
Lanjut Mantan Aktivis Pergerakan tersebut, Ekspresi nyata ini tertuang jelas jika kita melihat realita kehidupan sehari-hari dimana kita tidak memandang perbedaan keimanan serta senantiasa beruasaha untuk saling mengerti. Iapun menceritakan kisahnya pernah salat di rumah teman beragama Katolik.
"Selan itu, Kalimantan Barat juga berkembang Etnis Tionghoa, tak terkecuali di Kota Pontianak, yang memberikan sumbangsih nyata memajukan sektor perekonomian masyarakat, bahkan Singkawang dinobatkan sebagai Kota Tertoleran di Indonesia tahun 2022", tegasnya.
Adapun Ivan Wagner, S.H. M.H., mengutarakan fenomena kebebasan sipil dan orde baru. Harapan kedepannya adalah, Pemerintah mampu membuat kebijakan pemenuhan kebutuhan publik, disamping mengukuhkan sinergi lintas elemen masyarakat, ditambah diskusi-diskusi, maupun tempat khusus bagi komunitas untuk anak muda bertukar pemikiran dan berbagi pengetahuan.
Penulis: Widia Permatasari
Editor: Redaksi
0 Komentar