Danyputra tengah menguji tingkat literasi mahasiswa FISIP UNTAN [Foto: Hansen] |
Pria asal Pontianak berpengalaman mengambil pondasi dasar jurnalistik selama menjadi Wartawan Kompas TV Pontianak tahun 2013 – 2015, dan saat ini aktif mengajar di IAIS Sambas 2021 dan IAIN Pontianak. Berbekal hard skill yang selalu diasah, melalui pengarahan intensif oleh Produser, secara Tim berhasil meraih Juara 1 Buletin Berita Terbaik Kalbar dan penghargaan individu, yakni Juara 3 lomba menulis Essay D.I. Yogyakarta tahun 2018.
Dalam kesempatan berbicara, ia membeberkan muatan ideal karya jurnalistik sudah pasti menggunakan kaidah 5 W + 1 H, (What,Where ,Who, When, Why dan How). Sementara bentuk kekeliruan dalam menulis, diantaranya tidak realistis, bermuatan provokasi dan Mis-Informasi (Hoax).
Contoh berita tidak realistis, Dany melempar pertanyaan kepada mahasiswa di kelas, kemudian mendapat respon, “Seseorang yang Melihat Babi Ngepet.” Bagaimana cara membuktikan jika seekor babi yang ditangkap warga merupakan jelmaan manusia?
Kemudian jika diamati cara penyampaian narasumber, hemat kami sangat jelas dan dapat dipahami, sehingga jalannya materi ini bisa dikatakan efektif, walaupun pada awalnya terasa membosankan, namun dipertengahan hingga akhir proses begitu mengesankan.
Firdaus, S.IP,M.Sos., mengharapkan mahasiswa - mahasiswinya dapat meningkatkan kualitas penulisannya dan mampu mengerahkan kemampuan terbaik mereka, khususnya terkait isu-isu politik yang beredar di berbagai platform media sosial dewasa ini.
0 Komentar