halopontianak.net |
Karena sudah sangat jarang dimainkan, olahraga landeng ini coba diangkat
kembali oleh warga setempat.
“Hampir terancam punah oleh sebab itu diangkat kembali,” ujar Sudiadi,
selaku narator dan pengarah permainan.
Model permainan tradisional ini dibuka dengan tarian khas dayak, diikuti paduan
alat musik gendang, gong, dan sape’. Aturan dan tatacara permainan landenk
cukup mudah, pemain dibagi menjadi dua regu, dengan lima orang untuk setiap
regunya.
Para pemain dituntut untuk mencapai lumbung padi hingga mencapai garis finish.
Berbagai tantangan pun harus dihadapi, seperti menginjak bambu sambil
bergerak menuju lumbung padi, menaiki bambu setinggi tiga meter. Permainan
diakhiri dengan memasukkan padi ke dalam lumbung oleh salah seorang pemain.
Regu tercepat menyelesaikan permainan dinyatakan sebagai pemenang.
Sejatinya belum diketahui secara pasti kapan permainan tradisional ini
diciptakan. Namun diakui Sudiadi, permainan yang memiliki nilai budaya dan
kearifan lokal ini dinilai patut dilestarikan.
“Dahulu orang mengangkat padi dengan alat-alat sederhana ini. Sekarang
sudah menggunakan sepeda motor. Permainan landenk ini patut dilestarikan
sebagai khazanah budaya,” tutupnya.
0 Komentar