foto : istimewa |
halopontianak - Hari Mangrove sedunia jatuh pada 26 juli. Bersamaan dengan momentum tersebut, sedikitnya 300 ribu bibit mangrove ditanam di pesisir pantai Kalimantan Barat. Titik pertama penanaman mangrove berada di kelurahan Setapuk Besar, Kota Singkawang.
BPSPL (Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut) Pontianak melakukan penanaman di 3 Kab/Kota, yakni, 150 ribu di kota Singkawang, 100 ribu di Kabupaten Bengkayang dan 50 ribu di kabupaten Mempawah.
Khusus Kota Singkawang, dikenal memiliki banyak destinasi wisata. Adanya mangrove dinilai tidak hanya berdampak bagi keselamatan lingkungan pesisir, tetapi memiliki potensi wisata berbasis kelestarian alam.
"Kota Singkawang sudah banyak dikenal sebagai lokasi wisata. Mangrove tidak hanya memiliki manfaat lingkungan, juga manfaat ekonominya perlu dikembangkan," ungkap Direktur Pendayagunaan Pesisir, Ditjen PRL, KKP, Rido Miduk Sugandi Batubara.
Selain itu, lanjut Rido, Mangrove bisa menjadi tempat wisata yang dapat memberikan manfaat.
Sebagai informasi, luas mangrove di Borneo Barat dalam kondisi baik sebesar 39.671, 10 ha, sementara dalam kondisi sedang 80.351, 50 Ha dan kondisi rusak 5.992, 20 Ha.
0 Komentar