Aming Coffee

Aming Coffee

Pontianak Kota Bersinar dan Identitasnya yang Hilang. Apa Itu?

http://www.iberita.com/wp-content/uploads/2015/03/Tugu-Katulistiwa.jpg
halopontianak - Pontianak dikenal dengan Kota Garis Khatulistiwa dimana titik nol derajat matahari tepat di atas kepala. Karenanya Kota yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurahman ini dijuluki Pontianak Kota Bersinar.

Sesuai namanya, cuaca di Kota Pontianak terbilang panas, meski dengan curah hujan yang cukup tinggi. Bagi turis asing maupun dalam negeri yang berkunjung ke kota ini, akan merasakan terik matahari yang menyengat, sehingga membuat kulit menjadi gelap kecoklatan.
  
Meski mendapat julukan Pontianak Kota Bersinar, ada identitas lokal yang mulai hilang tergerus zaman. Apa itu?
 
Menurut penuturan salah seorang sejarawan, Khamsyah ar-Rahman, Pontianak Kota Bersinar menunjukkan keberadaan garis lintang nol derajat yang melintasi Kota Pontianak.

"Julukan kota bersinar dipastikan karena keberadaan tugu khatulistiwa", ungkapnya.

Diketahui gelar tersebut telah ada sejak kemerdekaan Indonesia, meski tidak diketahui persis siapa pencetusnya. Selain berjuluk 'Pontianak Kota Bersinar', Ibukota Propinsi ini juga sering disebut, 'Pontianak Kota Barang dan Jasa', namun sekarang hanya sebatas simbol kejayaan masa lalu, seiring mulai punahnya jasa transportasi.

"Sekarang jasa transportasi sudah mulai hilang dikarenakan mudahnya warga memperoleh kendaraan pribadi dengan tawaran kredit yang murah meriah," terang Khamsyah.

Di samping itu, Pontianak Kota Bersinar dengan Tugu Khatulistiwa-nya juga belum mampu menambah 'nilai jual' wisata sehingga membutuhkan perhatian khusus utamanya dalam memperbaiki infrastruktur. Sulitnya transportasi juga menjadi kendala tersendiri bagi setiap pengunjung. Namun Pontianak Kota Bersinar tetap menjadi gelar karena ikatannya yang erat dengan Tugu Khatulistiwa, pesisir sungai kapuas dan landak, budaya hingga nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

"Sekarang masyarakat Pontianak yang diwakili kalangan pemuda sudah sebisa mungkin menjaga dan memperbaiki nilai-nilai sejarah dan budaya melalui berbagai kreatifitas. Tinggal pemerintah sendiri yang mau bergerak bersama atau tidak," tegas peneliti sejarah dan kebudayaan kota khatulistiwa ini.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------    
Sablon Kaos Murah
Blogger Borneo Network

MARICI
Makanan Ringan Cianjur
Pemesanan 0857 9334 3845

Posting Komentar

3 Komentar